PESTA
KATA
Oleh: Ananda Musdalifah
(Sumber: Dok. Pribadi)
Suasana pandemi yang menyeruak di seluruh negeri. Melayangkan ribuan kata-kata dalam berita.
yang terjamah oleh mata dan terpancar suara; yang
memapar ilmu sekaligus tipu; sebab manusia punya banyak cara meramu bahasa, mulai
yang paling gagu sampai penuh palsu.
Kata-kata adalah pisau semesta yang lebih mematikan
dari corona.
merenggut ribuan jiwa; menghadirkan luka;
menghabiskan darah; lalu mati sebelum waktunya.
Di penghujung Januari yang membasah, namun masih
saja menyisakan gerah
tertinggal pula catatan berpuluh abad; sebuah
cita-cita menjadi bangsa literat.
Ketika gerah membuatku semakin gelisah, kutangkap
sudut mata yang membulat menatap layar di genggaman tangan. Masuklah aku ke
sudut matanya. Membaca himpunan kata dalam bahasa indah. Terpancar kegaiban kata-kata
yang bergeletaran. Lalu terpelanting pesan yang sulit dilisankan namun
meruntuhkan kebodohan dan menghujam ribuan kesan.
Itu adalah bahasa indah yang mengamsal pengetahuan. Membuka
informasi yang tersumbat. Membangkitkan manusia-manusia literat di tengah
komunikasi yang mampat.
Aku mencurinya sebagai bekal. Akan kuracik ilmu yang
bijak sejak dari kata-kata.
Lantas langit Desember mulai menumpahkan bulir air
yang melimpah,
mengamininya bersama kamu yang sedang membaca.
Cikande,
Januari–Desember 2021
Komentar
Posting Komentar