BELAJAR ARTI HIDUP DARI SEEKOR NYAMUK
Oleh: Ananda Musdalifah
Source: NU Online |
"Mengapa sih harus hidup?"
Pasti kita pernah mendengar pertanyaan ini dari orang lain atau bahkan kita sendiri pernah mengajukannya. Seberapa sering kita memikirkan ini? Barangkali saat melamun. Saat hidup terasa kian sukar dijalani. Saat ujian datang silih berganti tanpa jeda. Saat kegagalan seolah tak pernah berujung. Atau saat kekosongan dan kehampaan menerpa ketika kita sudah memiliki segalanya.
Benak kita langsung ramai dengan beragam pertanyaan: Apa arti hidup? Apa makna penciptaan saya sebenarnya? Apa tujuan dari kehidupan saya di dunia? Jika saya tidak berguna dan sering membuat Tuhan murka, mengapa harus saya yang dipilih untuk hidup, mengapa tidak manusia lain saja? Bagaimana agar saya mampu memahami dan memaknai arti hidup yang saya miliki?
Mencari tahu apa alasan, sebab, dan akibat keberadaan sesuatu memang hal yang wajar bagi manusia, karena manusia adalah makhluk sempurna yang diciptakan dengan kecerdasan akalnya. Wajar saja jika segala hal yang terjadi di dunia tak luput memicu rasa penasaran.
Saat kanak-kanak, ingatkah betapa lelahnya orang tua menjawab beribu pertanyaan atas rasa ingin tahu yang kita miliki? Berapa banyak pertanyaan nyeleneh yang kita ajukan kepada mereka? Ketika berkali-kali diganggu oleh nyamuk misalnya. Suaranya bising di telinga. Gigitannya membuat gatal dan kulit bentol-bentol. Bahkan tak jarang sampai menularkan penyakit berbahaya. Maka timbul pertanyaan, mengapa sih nyamuk harus hidup?
Source: Hermina Hospital |
Padahal kita telah menggunakan berbagai cara agar nyamuk enyah dan tidak mengganggu lagi. Kita gunakan lotion anti nyamuk, obat nyamuk bakar, elektrik, semprot, bahkan sampai melakukan fogging. Mungkin berkurang beberapa waktu, tapi entah bagaimana caranya nyamuk-nyamuk itu selalu saja tetap hidup dan kembali lagi. Lantas kita kembali bertanya, mengapa sih nyamuk yang rese itu harus hidup?
Namun, pernahkah kita bertanya sebaliknya. Bagaimana jika nyamuk benar-benar musnah dari muka bumi? Apa yang akan terjadi? Apakah akan sedamai yang kita bayangkan? Mari kita selami beberapa fakta tersembunyi dari keberadaan nyamuk yang sering terabaikan.
Seperti hewan lainnya, nyamuk juga memiliki peran rantai makanan dalam suatu ekosistem. Nyamuk menjadi makanan yang dibutuhkan oleh burung, kelelawar, capung, katak, ikan, cicak, laba-laba dan berbagai hewan pemakan serangga lainnya. Hewan pemakan serangga ini mengeluarkan banyak energi untuk bertahan hidup dan tentu akan memerlukan pasokan makanan terus-menerus.
![]() |
Source: Everglades National Park Project |
Tak terelakkan jika nyamuk adalah salah satu serangga lezat yang bisa menyuplai makanan untuk keberlangsungan hidup dan mempertahankan spesies mereka. Musnahnya nyamuk dari bumi akan mengurangi sumber makanan dan membuat mereka menderita. Artinya, ketidakhadiran nyamuk menyebabkan ketimpangan rantai makanan dan berdampak cukup signifikan bagi makhluk lainnya, termasuk manusia yang juga memiliki peran sebagai konsumen dalam siklus rantai makanan, (Hananto, Akhyari: 2019).
Fakta lainnya, nyamuk ternyata turut berperan membantu penyerbukan tanaman. Selama ini kita menganggap nyamuk adalah serangga yang menghisap darah manusia. Padahal terdapat sekitar 3.500 spesies nyamuk dan mayoritasnya tidak menggigit atau menghisap darah manusia/hewan lainnya. Bahkan lebih mengerucut lagi, hanya nyamuk betina yang menghisap darah. Hal tersebut dijelaskan pada studi Scientific Report (2018) oleh beberapa peneliti, bahwa nyamuk betina memerlukan darah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan protein bagi perkembangan telurnya. Karena darah, khususnya darah manusia, adalah suplemen bagi nyamuk betina untuk bertelur.
Sementara untuk spesies nyamuk dewasa lainnya, kebanyakan mereka justru menjadikan gula tumbuhan atau nektar bunga sebagai makanan utama. Dalam proses mencari nektar, nyamuk menyerbuki dari satu bunga ke bunga lainnya. Bahkan Persik, Daniel (2018) dalam artikelnya mengungkapkan bahwa di daerah Arktik gerombolan nyamuk yang haus nektar dimanfaatkan untuk melakukan penyerbukan nektar selama musim tanam yang pendek. Meski proses penyerbukan yang dilakukan oleh nyamuk tidak begitu familiar, nyatanya mereka juga turut andil membantu kelangsungan hidup tanaman.
![]() |
Source: Mosquito School |
Selain itu, nyamuk juga berfungsi untuk mengendalikan pertumbuhan alga/ganggang. Meskipun kehadiran alga dibutuhkan dalam jumlah tertentu, jika tidak dikendalikan pertumbuhannya dapat mengganggu keseimbangan alam, keberadaan ikan, serta biota lainnya. Keberadaan jentik nyamuk menjadi ‘pahlawan kecil’ yang memiliki kemampuan mengendalikan populasi alga. Aktivitas jentik/larva nyamuk yang memakan alga itulah yang mencegah pertumbuhan alga berlebih. Dengan hanya memakan, para larva nyamuk ini membantu menjaga kualitas air kolam, danau, dan perairan lainnya (MosquitoNix: 2024). Lihatlah, apa yang menurut kita menjijikkan ternyata bisa menjadi pahlawan dalam suatu keadaan.
Tak hanya itu, meski nyamuk bagaikan dua buah mata pisau bagi manusia. Namun sadarkah, sebenarnya kita cukup diuntungkan. Kehadiran nyamuk turut menggerakkan roda perekonomian kita. Berbagai inovasi yang bermunculan untuk membasmi nyamuk justru memberikan penghidupan pada manusia.
Terciptanya lotion anti nyamuk, berbagai jenis obat nyamuk, raket nyamuk sampai kawat nyamuk untuk ventilasi rumah adalah bukti yang tidak sederhana. Banyaknya demand untuk membasmi ‘si kecil’ yang rese itu membuat supply meningkat. Jika supply meningkat dan konsisten, maka dibutuhkan produsen yang memproduksi produk tersebut. Maka apa artinya? Lapangan kerja tercipta. Roda perekonomian di masyarakat terus berputar. Kehadiran nyamuk bahkan menjadi jalan mencari nafkah bagi manusia.
Spesies nyamuk tertentu memang patogen yang merugikan bagi kesehatan manusia. Namun, jika kita bersedia melihat dari sudut pandang yang berbeda, penyakit yang dibawa nyamuk pun berkontribusi dalam perkembangan ilmu kedokteran. Para pakar kesehatan menjadi aktif membuat riset dan penelitian terkait metode penyebaran penyakit, mengklasifikasikan jenis penyakitnya, cara mencegah dan menanggulanginya, dsb.
Di sisi lain, dunia farmasi juga bergeliat memproduksi obat-obatan untuk meredakan dan menyembuhkan penyakit tersebut. Barangkali terdengar buruk, tetapi faktanya, rumah sakit, tenaga kesehatan, dan pihak-pihak terkait turut mendapat keuntungan berkat penyakit yang disebarkan nyamuk.
See? Perputaran roda ekonomi masyarakat. Perkembangan riset dan teknologi. Perkembangan ilmu medis dan farmasi. Pun sebagai kontroler bagi manusia untuk menjaga kebersihan lingkungan dan hidup sehat. Betapa nyamuk memberikan sumbangsih yang luar biasa.
Source: Steemit |
Kembali pada pertanyaan sebelumnya, apa yang terjadi bila nyamuk benar-benar musnah dari bumi, apakah kehidupan akan sedamai yang kita bayangkan? Dari sedikit fakta yang terurai tadi, kita bisa menyadari betapa bermaknanya penciptaan dan kehadiran nyamuk di alam semesta ini. Bahkan masih banyak fakta-fakta luar biasa lainnya yang tidak sempat terurai seluruhnya dalam tulisan ini.
Belajar dari penciptaan seekor nyamuk, mari kita renungi pertanyaan inti di awal: mengapa harus hidup? Ya, mengapa kita sebagai manusia harus terlahir dan hidup di dunia?
Sesungguhnya apapun yang tercipta di dunia ini selalu memiliki arti dan tiada sedikitpun kesia-siaan. Barangkali itu adalah jawaban sangat klasik yang sering kita dengar. Namun, bagaimana mungkin Allah menciptakan manusia jika memang tidak ada manfaatnya sama sekali. Bahkan seekor nyamuk pun tercipta dengan menghadirkan banyak manfaat luar biasa. Apakah pantas manusia sebagai makhluk yang sempurna kalah manfaatnya dengan seekor nyamuk yang tidak memiliki akal?
Mayoritas kelahiran manusia pasti diinginkan oleh sepasang kekasih yang menanti buah cintanya. Denyut jantung kita dalam rahim ibu, perkembangan kita dalam kandungannya, kemudian tangisan kita kala dilahirkan, kitalah hal yang paling berarti untuk mereka. Sebagian lainnya mungkin ada yang tidak beruntung atau kelahirannya tidak diinginkan. Tapi sungguh, itu tidak menghilangkan sedikitpun makna dan tujuan atas kehadirannya.
Malaikat pun sebenarnya bertanya serius saat Allah mengatakan hendak menciptakan manusia. Logikanya untuk apa menciptakan makhluk yang senantiasa merusak dan menumpahkan darah di muka bumi, padahal sudah ada malaikat yang selalu bertasbih memuji dan menyucikan nama-Nya.
Namun Allah sebagai Dzat Maha Pencipta tentu lebih mengetahui alasannya lebih dari siapapun. Allah menjadikan manusia sebagai khalifah. Sang Penata Laksana dan wakil Allah untuk memimpin serta mengelola bumi dengan keajaiban alamnya yang luar biasa. Allah pun secara langsung mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan kepada Adam (manusia pertama yang diciptakan). Setelahnya Allah menantang malaikat untuk menjelaskan apa-apa yang telah diajarkan-Nya kepada Adam, tetapi malaikat tidak memiliki kemampuan itu. Sementara Adam dapat menjelaskannya dengan sangat baik.
Manusia telah dilebihkan kemampuannya, karena amanat yang diembannya sangat berat dan tidak main-main. Itulah mengapa Allah memilih manusia, bukan malaikat atau makhluk lain yang dijadikan khalifah (Al-Baqarah: 30–33).
Secara general, arti dan tujuan kehidupan kita adalah menjadi pengelola dunia beserta isinya, baik dalam lingkup kecil ataupun besar. Jadi, kata siapa kita tidak berguna? Allah telah memilih kita dengan bangga di hadapan para malaikat. Lantas mengapa kita harus merendahkan dan mencaci diri sendiri. Padahal kita adalah sebaik-baiknya makhluk yang Allah ciptakan (At-Tin: 4).
Begitu dahsyatnya ayat-ayat Allah pada tubuh manusia. Manusia diciptakan dari tanah dan tubuhnya terdiri atas oksigen, hidrogen, karbon, dan nitrogen. Seluruh elemen dan unsur-unsur kimia penting yang bersatu itu berkaitan erat dengan alam semesta. Bukankah sudah tergambar jelas asal muasal dan tujuan penciptaan kita sebagai manusia.
Sadarkah kita seberapa mahalnya harga dari tubuh yang kita miliki ini? Sungguh tak ternilai. Mahalnya harga ginjal, hati, jantung, paru-paru, mata, sumsum tulang, dan organ lainnya. Belum lagi manusia memiliki sistem-sistem terpadu yang bergerak secara simultan. Sistem peredaran darah, pernapasan, pencernaan, saraf, dan sistem lainnya yang saling berinteraksi dengan harmonis untuk menjaga kehidupan, bahkan terus bekerja saat kita terlelap.
Tak cukup hanya itu, manusia juga diciptakan lengkap dengan akal dan intelektual. Dengan anugerah yang dititipkan itu kita mampu berpikir dan merenung. Mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan dan penilaian. Menggali ilmu pengetahuan dengan memahami tanda-tanda kebesaran Allah. Dari anugerah itu pula tumbuh akhlak, etika, moral, dan pertumbuhan spiritual yang baik.
Dari sanalah letak ujian sekaligus keunggulan manusia sesungguhnya. Dengan bekal kekuatan itu, manusia dibebaskan untuk memilih jalan mana yang hendak ditempuh, tapi tetap bermuara pada hakikat tujuan yang Allah tetapkan.
Setelah merenunginya, jalan mana yang sedang dan hendak kalian tempuh?
...
Jan - 2025
Komentar
Posting Komentar