- IDENTITAS BUKU
Judul :
AYAT-AYAT
CINTA
Pengarang :
Habiburahman El-Shirazy
Penerbit : Republika
Tahun : Desember 2004 - Maret 2008
Halaman : 413
Halaman
Editor : Anif Sirsaeba
- SINOPSIS
Novel ini membahas cerita tentang Budaya,
Religi, dan Cinta. Di sini Habiburahman El-Shirazy mengisahkan tentang Fahri Abdullah
seorang mahasiswa Indonesia yang bersekolah di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Dia tinggal di sebuah flat bersama empat orang temannya yang
juga dari Indonesia.
Wanita pertama yang bermain peran bersama
Fahri adalah Maria, putri sulung Tuan Boutrous Rafael Girgis. Berasal dari
sebuah keluarga Kristen Koptik yang taat. Sebagai
seorang Kristen Koptik yang taat, Maria memiliki kepribadian dan kesukaan yang
sangat unik karena dia dapat menghafal
beberapa surat dalam Al –Quran,
menyukai adzan yang berkumandang, dan sangat menyukai aturan-aturan
dalam Islam. Maria tinggal tepat di atas flat tempat tinggal Fahri. Kemudian wanita berikutnya adalah Noura, putri Tuan
Bahadur. Fahri sangat menaruh iba padanya karena
nasib Noura yang selalu disiksa oleh keluarganya. Sampai tiba saat Fahri
menolong Noura dengan melibatkan Nurul Adzkiya -Mahasiswi Indonesia yang merupakan teman dekat Fahri. Sampai
akhirnya Noura bisa lepas dari siksaan Tuan Bahadur dan menemukan keluarga
aslinya.
Sifat Fahri yang sederhana, ramah, suka
menolong, berpengetahuan luas dan
memiliki prinsip Islam yang teguh dalam hatinya membuat Fahri banyak disukai
oleh orang-orang di sekitarnya. Karena hal itu pula, membuat Aisha binti Rudolf
Kremas seorang muslimah cantik
jelita
berdarah Turki dan Jerman
jatuh hati padanya. Dan Fahri pun menjatuhkan pilihan hatinya pada Aisha dan
mengikatnya dalam sebuah janji suci.
Tetapi pada saat detik-detik janji suci itu akan dilaksanakan, Fahri diuji hatinya karena ternyata Nurul Adzkiya
mahasiswi asal Indonesia yang sejak dulu menaruh hati padanya, selama ini ia
memendam rasa cinta yang begitu dalam. Sayangnya informasi ini baru Fahri
ketahui dari Ustadz Jalal tepat pada
hari pernikahan akan dilangsungkan. Sungguh, bagi Fahri ini adalah tragedi yang
sangat memilukan dan mengiris hatinya.
Setelah menikah dengan Aisha, Fahri
membalas surat Nurul yang berisikan permintaan maaf dan menyemangati Nurul akan
hakikat cinta yang sebenarnya. Akhirnya perlahan-lahan Nurul mulai memahaminya dan
Fahri pun hidup bahagia bersama keluarga barunya. Tapi sungguh tak
disangka, kebahagiaan itu tak berlangsung lama. Fahri ditangkap dan diseret ke dalam jeruji besi karena dituduh memperkosa
Noura. Sungguh fitnah yang sangat keji. Saat ini ketabahan Aisha dan Fahri sangat diuji. Di
tengah masalah ini satu-satunya yang bisa membebaskan Fahri adalah kesaksian
Maria yang sedang terbaring koma.
Kesetiaan Fahri pun diuji kembali. Karena orangtua
Maria memberikan diary Maria yang
berisikan pengakuan cintanya terhadap Fahri. Maria koma karena rasa putus asa akan cintanya yang telah
dimiliki orang lain. Satu-satunya yang bisa menyelamatkan Maria adalah
kehangatan cinta Fahri. Dengan segala pengorbanan cinta Fahri dan Aisha, Fahri
pun menikahi Maria. Setelah itu, Maria pun tersadar dan Fahri menjelaskan semua yang terjadi.
Hari sidang penentuan pun tiba. Maria datang ke sana untuk menjadi saksi
kunci. Dan terbukalah semua kebenaran. Noura menceritakan semua penderitaan dan
kebenaran bahwa bukan Fahri yang telah memperkosanya, tetapi Bahadur -ayah tirinya-.
Ia memfitnah Fahri karena ia sangat mencintainya dan berharap Fahri mau menikahinya. Akhirnya
Fahri terbebas dari segala vonis tercela itu.
Setelah hari kesaksian itu Maria kembali
koma dengan keadaan yang lebih buruk dari sebelumnya. Akhirnya Maria pun menghembuskan
nafas terakhirnya dalam keadaan Islam dan dengan akhir yang mulia.
- KELEBIHAN
Kelebihannya novel ini mampu menggabungkan
nilai-nilai kebudayaan, religi, dan cinta
sekaligus. Penulisnya juga bisa membuat pembaca masuk dalam cerita sesunguhnya
dan merasakan apa yang terjadi. Kemudian adanya
catatan kaki - catatan kaki yang diberikan juga sangat membantu pembaca dalam memahami beberapa hal yang tidak umum. Melalui
novel ini, terlihat kemampuan penulis untuk menyisipkan pesan-pesan moral dalam
ceritanya. Cara penulis menyampaikan dakwanya pun sangat halus sebagai bagian
dari cerita dan jauh dari kesan menggurui.
- KEKURANGAN
Kekurangannya
sebagai novel Islami dan dakwah di novel ini terdapat penyampaian cerita yang terkesan
agak vulgar.
#OneDayOnePost
#ODOPBATCH5
#Tantangan3
Komentar
Posting Komentar