Berkembangnya slogan emansipasi wanita banyak membawa dampak
positif untuk kehidupan umat manusia. Dilihat dari berbagai aspek dan sektor,
emansipasi wanita telah mengubah tatanan kehidupan manusia menjadi lebih maju. Selain
itu, menurut banyak riset penelitian, populasi wanita selalu meningkat setiap
waktunya. Dan saat ini kuantitas kaum wanita jauh lebih banyak dibanding kaum
pria. Banyaknya kuantitas wanita ini juga didukung oleh perkembangan pola pikir
wanita yang selalu lebih maju. Saat ini kaum wanita memiliki motivasi yang
tinggi untuk senantiasa memperbaiki kualitas hidupnya. Salah satu faktanya
adalah wanita zaman ini menjadikan pendidikan sebagai salah satu aspek
terpenting untuk memperbaiki kualitas hidupnya. Maka tidak heran jika mayoritas
wanita saat ini sangat ambisius untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya.
Karena hal ini bisa meningkatkan nilai tawar dalam pekerjaan, memperluas
wawasan, menularkan pengetahuannya bagi keluarga dan lingkungan sekitar dan
juga menjadi salah satu tolak ukur untuk mendapatkan pendamping hidup yang
mapan juga berkualitas.
Akan tetapi, terlepas dari banyaknya dampak positif yang ada,
kita tidak dapat menutup mata bahwa banyak pula dampak buruk yang ditimbulkan
dari kesetaraan gender ini, terutama untuk kaum wanita itu sendiri.
Fenomena dan fakta baru banyaknya wanita yang menempuh
pendidikan setinggi-tingginya berakibat buruk pada satu hal, yakni : "Sulitnya
wanita berpendidikan tinggi mendapatkan pendamping hidup di usia ideal."
Motivasi tinggi kaum wanita dalam menempuh pendidikan ternyata
tidak berbanding lurus dengan motivasi yang dimiliki kaum pria saat ini.
Mayoritas pria saat ini justru memilih putus sekolah sebelum waktunya atau
hanya menyelesaikan pendidikan sampai di jenjang menengah atas. Hal ini
didasari keinginan kaum pria yang ingin mencari pekerjaan tanpa berpikir jangka
panjang.
Pada saat yang sama, mayoritas wanita berpendidikan tinggi
menginginkan pria yang sepadan dengannya dalam hal akademis atau bahkan lebih tinggi
darinya, bukan malah lebih rendah. Sebenarnya hal ini adalah sesuatu yang wajar
dan alamiah. Akan tetapi sangat sulit diwujudkan untuk saat ini. Selain itu,
menurut Psikolog Ayoe Sutomo, pria memiliki sifat alamiah yang sangat
membutuhkan pengakuan. Karena pria cenderung memiliki ego yang sangat tinggi
sehingga membutuhkan perasaan lebih hebat dari wanitanya.
Atas dasar inilah mayoritas pria lebih tertarik dengan wanita
yang secara status apa pun lebih rendah darinya. Karena dengan seperti ini pria
merasa keberadaannya lebih berguna dan berarti bagi wanita yang dicintainya.
Perasaan seperti itu amat penting bagi kepercayaan diri seorang pria untuk menjalani
sebuah hubungan. Kemudian ada pula tuntutan sosial yang menyatakan bahwa pria adalah
tulang punggung keluarga. Tetapi faktanya saat ini kaum wanita sudah bisa ikut
mencari nafkah. Bahkan banyak pula wanita karir yang berpenghasilan lebih
tinggi dari pria. Hal ini tidak lain disebabkan kualitas wanita yang tidak
diimbangi oleh pria. Padahal tuntutan kualitas diri dan kemampuan bersaing mendapatkan
pekerjaan harusnya lebih mudah dipenuhi oleh kaum pria. Karena biasanya pria
lebih dituntut untuk memiliki pola pikir yang cerdas, bijaksana, dan mampu
menentukan banyak pilihan yang visioner atau jangka panjang. Karena hal ini juga
sangat diperlukan untuk membimbing wanita yang menjadi istrinya dan juga
anak-anaknya. Namun sekarang sedikit sekali pria yang memiliki pola pikir
seperti ini.
Beberapa fakta inilah yang membuat wanita saat ini sulit mendapatkan
pendamping hidup yang diimpikannya. Karena pada dasarnya suatu hubungan akan
terjalin harmonis apabila masing-masing pihak dapat memenuhi beberapa kriteria
terpenting yang saling dibutuhkan. Namun sayangnya saat ini wanita yang
berpendidikan tinggi harus dengan lapang dada menurunkan standar kriteria
pendamping hidup. Karena wanita yang cenderung idealis dengan kriteria yang
diinginkan sering kali kesulitan mendapatkan pendamping hidup. Sehingga bukan
hal yang aneh jika saat ini sering kita jumpai wanita berusia di atas 30 tahun
yang masih belum menikah. Karena kemungkinan besar beberapa fakta di atas dapat
menjadi aspek utama penyebab sulitnya wanita mendapatkan pendamping hidup di
usia yang ideal.
Di era modern ini, adanya emansipasi tanpa disadari membuat
wanita justru semakin terjajah. Dalam berbagai hal wanita selalu bersaing dalam
meraih segala hal. Mencari eksistensi diri seolah-olah adalah hal terpenting. Walaupun
dengan saling sikut sesama wanita. Belum lagi berkat adanya emansipasi membuat
wanita harus selalu mandiri dalam berbagai hal. Dalam artian harus mampu
mengerjakan hal-hal yang sebenarnya di luar batas kemampuan wanita dan bukan merupakan
kewajibannya. Tapi dengan dalil emansipasi, wanita dituntut untuk terus
tangguh. Saat ini tak jarang pula banyak wanita yang dijadikan mesin penghasil
uang oleh suaminya. Kemudian dituntut juga untuk tetap mengurus suami, anak,
dan berbagai urusan rumah tangga.
Lantas siapa yang sebenarnya berperan sebagai kepala rumah
tangga? Apakah ini yang menjadi tujuan dari emansipasi wanita? Apakah emansipasi
wanita dapat menjadi alasan para pria terbebas dari kewajibannya dan
menumpahkannya pada wanita? Lantas apa keuntungan emansipasi bagi wanita saat
ini?
Dan benarkah emansipasi wanita perlahan-lahan menghancurkan
tatanan hidup sosial?
Penjelasannya akan dibahas pada artikel selanjutnya.
#OneDayOnePost
#ODOPBATCH5
Perlu ada data terutama yang terkait dengan rendahnya pendidikan pria. Karena yang saya dapati di lapangan tempat kuliah saya misalnya, di ITS, rata2 semua jurusan teknik ya mayoritas pria, wanita hanya 30% saja. Kecuali di jurusan MIPA
BalasHapus