METODE AIDA JURUS JITU DAPAT PASANGAN POTENSIAL

 

METODE AIDA JURUS JITU DAPAT PASANGAN POTENSIAL

Oleh: Ananda Musdalifah

Jadi cowok tuh harus berani memulai duluan dong!

Cowok ya harus lebih proaktif, jangan cemen maju-mundur, Syahrini ya?!

Pria sejati belum apa-apa udah takut penolakan, kalah sebelum perang tuh namanya.

Cewek kok ganjen dan agresif begitu sih ngedeketin cowok, awas nanti malah bikin ilfeel!

Nggak ada yang salah kok wanita gerak duluan, jangan mau enaknya tinggal nunggu doang!

Kamu harus selektif pilih pasangan hidup ya, buat seumur hidup jangan sampe nyesel!

Duh, jangan kebanyakan mikir dan pilih-pilih deh, nanti jodohnya jauh.

Begitulah beberapa tuturan yang sukses membuat para jomblo kian frustrasi. Sadisnya, itu baru permulaan.

Mencari pasangan sama sulitnya dengan mencari pekerjaan dan mencari konsumen untuk produk/jasa yang diperdagangkan. 

Ketika mencari pekerjaan, baik pria dan wanita tidak memiliki batasan untuk bersikap agresif dan proaktif, justru itu diharuskan untuk menarik rekruter. Kita bisa dengan percaya diri menonjolkan sisi positif, prestasi, keunggulan, dan ketertarikan pada perusahaan secara langsung dan terbuka.

Pun halnya saat berdagang atau mencari konsumen, kita bisa dengan masif mempromosikan produk/jasa yang kita tawarkan. Tak perlu sungkan untuk terus terang melakukan rayuan agar konsumen tertarik membeli produk/jasa yang kita tawarkan, meski tetap saja kadang perlu juga melakukan sedikit intrik tarik ulur.

Sementara untuk mencari dan mendapatkan pasangan potensial tidak bisa semudah itu bukan? Dimulai dari hukum batasan tak tertulis yang mengatur porsi agresif dan proaktif seperti apa yang dapat dilakukan oleh pria atau wanita. Cara menonjolkan sisi positif dan keunggulan diri tanpa terkesan sombong dan berlebihan. Intrik tarik ulur yang kadang malah menimbulkan mispersepsi. Sampai metode menyatakan atau memberi sinyal ketertarikan secara resmi agar akhirnya pasangan potensial bisa segera didapatkan.

Namun tidak perlu khawatir. Meski cenderung lebih sulit, sebenarnya mencari pekerjaan, konsumen, dan pasangan memilki beberapa persamaan. Sebab jika ditelisik lebih lanjut, ketiga hal tersebut memiliki satu irisan yang sama yaitu: pemasaran. 

Pemasaran adalah strategi promosi untuk membuat pihak lain tertarik, merasa cocok, sesuai kebutuhan, dan akhirnya membeli. 

Metode jitu yang bisa diaplikasikan pada proses pemasaran salah satunya adalah AIDA. Metode ini juga biasa digunakan dalam penulisan copywriting yang tujuannya bersifat persuasif.



Apa itu AIDA marketing? sumber: ekrut.com

AIDA merupakan akronim dari Attention, Interest, Desire, dan Action. Formula ini dikembangkan oleh pengusaha Amerika yaitu E. St. Elmo Lewis pada 1898.

Nah, mari kita bahas contoh pengaplikasiannya. Sudah tidak sabar bukan? Siapa tahu metode ini benar-benar cocok diaplikasikan untuk kamu yang ingin segera dapat pasangan potensial (dan halal!), xixixi.

Attention (atensi atau perhatian)

Dalam prinsip pemasaran, pemasar harus memiliki kemampuan untuk mengambil atensi/perhatian konsumen. Di tahap ini diperlukan kreativitas dan sesuatu yang inovatif untuk mengundang perhatian tersebut.

Contoh dalam penulisan copywriting, kita bisa membuat headline yang singkat tapi memikat. Buat judul, caption, dan kalimat pembuka yang bikin orang jadi penasaran. Karena 80% orang cenderung hanya membaca headline dan kalimat pertamanya saja untuk memutuskan akan terus membaca atau tidak.

Contoh lain dalam melamar pekerjaan, kita bisa mendesain CV yang out of the box dan unik agar mampu menarik rekruter saat pandangan pertama. Jika kita berhasil menarik perhatian rekruter, itu akan jadi pintu masuk pertama untuk kesempatan berikutnya.

Dalam mencari pasangan potensial kita juga harus menguasai skill untuk mendapatkan atensi/perhatian dari target idaman yang kita anggap potensial. Kita pasti tidak asing dengan pepatah don’t judge a book by it’s cover. 

Namun, siapa bilang cover tidak penting? Faktanya sebelum memutuskan untuk membeli buku, yang kita lihat pertama kali adalah covernya. Tak heran kantor penerbit sangat berhati-hati menentukan dan mendesain cover buku. Sebab cover sangat berpengaruh dan menentukan omset penjualan selain penulis dan isi bukunya sendiri.

Begitu halnya dengan menarik target pasangan potensial. Kamu berharap dia bisa lamgsung melihat betapa baiknya hatimu saat pertama kali jumpa? Duh, naif sekali! 

Hal pertama yang dilihat pastilah look atau penampilan. Inilah hal pertama yang harus kita benahi. Bersyukurlah jika kita termasuk orang yang dianugerahi kerupawanan fisik. 

Namun, kemampuan mengambil perhatian orang lain lebih ditekankan pada cara berpenampilan untuk merepresentasikan diri. Kita harus menentukan brand atau image yang paling cocok merepresentasikan diri. Hal itu akan menentukan kesesuaian antara kita dengan pasangan yang kita dambakan.

Contohnya, kita mengenakan setelan rapi sesuai dengan tempat dan keadaan, memakai parfum atau memastikan aroma tubuh tidak mengganggu, tatapan mata dan  gesture percaya diri, bersikap santun, dan menampilkan smiling face. Ini akan menampilkan kesan representasi sosok yang bersahaja, teratur, dan sopan. 

Cara ini tentu disesuaikan kembali oleh masing-masing orang. Tergantung bagaimana kepribadiannya dan siapa yang hendak diambil perhatiannya.

Interest (ketertarikan)

Jika kita sudah berhasil mengambil perhatian konsumen, kita harus mempertahankan minat konsumen dengan membuatnya semakin tertarik. 

Dalam dunia pemasaran, di tahap ini pemasar harus mampu membuat konsumen terlibat aktif dalam aktivitas promosi. 

Ketertarikan konsumen terlihat dari ajuan pertanyaan untuk mencari tahu informasi lebih lanjut tentang produk/jasa yang ditawarkan.

Dalam penulisan copywriting, di tahap ini kita biasanya harus mengoptimalkan beberapa elemen untuk mencapai interest. Seperti menampilkan informasi, fakta unik, hasil studi, data statistik, kondisi ideal, serta alasan mengapa orang lain harus percaya bahwa mereka memerlukan apa yang ditawarkan.

Biasanya pemasar/copywriter akan mengaitkan permasalahan konsumen dengan manfaat produk/jasa. Maka diperlukan observasi kebutuhan konsumen sebelum meluncurkan produk/jasa tersebut.

Contohnya banyak konsumen yang ingin tampil cantik tapi ingin tetap terlihat natural. Kita bisa menuliskan, “Sembilan dari sepuluh wanita merasa tampil cantik flawless hanya dengan sentuhan foundation dan concealer ini.”

Dengan begitu mereka akan semakin tertarik untuk mengetahui foundation dan concealer apa yang kita maksud.

Menggait target pasangan potensial yang sudah menaruh perhatian pada kita juga harus dilanjutkan ke tahap ini. Tujuannya mempertahankan perhatian si dia dan membuatnya semakin tertarik dengan kita. 

Di tahap ini, bisa dimulai strategi untuk mengobservasi karakter dan kepribadian si dia. Kita harus mengobservasi apa yang dia suka/tidak suka, apa yang sering dia lakukan, dan hal-hal sepele darinya yang biasanya luput dari perhatian banyak orang tapi kita mampu memperhatikannya.

Perlu diingat, di tahap ini pastikan untuk mendorongnya ikut penasaran dan meriset tentang kita juga.

Alangkah baiknya observasi dilakukan secara indirectly. Jangan terlalu terlihat terus terang dan bar-bar untuk mendapatkan informasi tentangnya. Kita bisa mendapatkan informasi itu dari orang-orang sekitarnya, mengamati (melihat caranya bekerja, berinteraksi, berbicara, dll), atau bisa juga saat berbincang santai dengannya.

Saat berbincang, lakukanlah dengan santai dan sewajarnya. Jangan terlalu menggebu-gebu, apalagi terkesan seperti menginterogasi. Pilih topik yang santai dan sesuai untuk diperbincangkan dengannya.

Informasi yang telah kamu kumpulkan juga bisa tervalidasi saat berbincang dengannya. Selain itu, kita juga bisa menentukan kecocokan antara kita dan si target potensial agar jadi lebih yakin untuk melanjutkan.

Setelah observasi dan diri sudah merasa yakin, kita bisa membawa perbincangan dan interaksi ke tahap selanjutnya.

Mulailah dengan menunjukan bahwa kita adalah sosok yang sesuai dan dibutuhkan olehnya, begitupun sebaliknya.

Jangan lupa untuk memanfaatkan informasi yang telah didapatkan. Tunjukan dengan cara-cara yang kreatif, tak terduga, dan mengesankan.

Setelah terlihat bahwa dia semakin tertarik dan terkesan, jangan lupa perhatikan juga apakah dia melakukan usaha serupa untuk menarik perhatian kita. Berbeda dengan pemasaran produk/jasa, pemasaran diri untuk mencari pasangan baiknya dilakukan secara dua arah. 

Namun, pahami keadaan antara pria dan wanita yang cenderung berbeda. Jika kamu pria, sementara wanita yang kamu dekati seolah terlihat tidak melakukan hal serupa, tak selamanya berarti begitu. Perhatikan dan pastikan dulu hal-hal detailnya. Wanita biasanya memang cenderung lebih pasif. Meski kadang tak terlalu terlihat, selalu ada usaha yang dilakukannya jika dia memang tertarik. 

Desire (hasrat/keinginan)

Setelah calon konsumen menyadari kaitan antara permasalahan mereka dengan manfaat dari produk/jasa yang ditawarkan, kita bisa mengambil kesempatan untuk semakin meyakinkan bahwa produk/jasa ini memang solusi terbaik.

Meskipun terdengar simple, pemasar tidak boleh melakukannya tergesa-gesa. Tujuan utama di tahap ini bukan langsung menjual produk, melainkan meyakinkan bahwa produk/jasa tersebut memang solusi terbaik. Sehingga hasrat/keinginan konsumen untuk membeli semakin tinggi.

Fokuslah pada manfaat bukan fitur. Hal ini penting dan sangat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Perhatikan perbedaan copywriting yang berfokus pada fitur dan manfaat berikut:

“Xiaomi Viomi V2 Pro,  robot vacuum cleaner yang dilengkapi dengan teknologi fixed point scanning dan map memory function. Lengkap dengan 560 ml water tank dan 10 set sensor. Dengan membeli 1 unit, Anda akan mendapatkan 1 set robot vacuum cleaner, kotak pasir, dan juga lap pel.”

“Masih zaman nyapu dan ngepel sendiri? Xiaomi Viomi V2 Pro siap buat rumah Anda tetap bersih walau tak punya waktu untuk bersih-bersih. Vacuum cleaner otomatis ini dilengkapi sistem visual dynamic navigation untuk menjangkau seluruh sudut rumah, membersihkan sampai ke kolong kasur dan sofa Anda!”

Bagaimana? Pasti berbeda kan. Jika fokus pada fitur, meski bagus, tidak semua orang bisa paham dan tertarik. Namun jika fokus pada penjelasan manfaatnya, orang cenderung mengerti dan ingin memiliki produk tersebut.

Serupa halnya dengan menghadirkan desire pada target pasangan potensial. Bisa saja sih kita menunjukkan fisik yang rupawan (cantik/tampan), prestasi yang banyak, suara yang merdu, punya mobil sport termahal di dunia, rumah termewah di Indonesia, jabatan yang mapan atau hafal seluruh ayat kitab suci. 

Namun, apakah itu yang dia butuhkan? Kalaupun iya, jika cara menunjukannya langsung dan gamblang, justru akan terkesan sombong. Boro-boro muncul keinginan/hasrat untuk bersama, yang ada ilfeel duluan.

Cukup tunjukan dengan cara-cara sederhana dan tidak perlu tergesa-gesa. Ingat, fokus pada manfaat dan jadilah solusi satu sama lain.

Tunjukan bagaimana caramu mendengar dan meresponsnya saat sedang berbincang, mengingat cerita yang dianggap penting olehnya. 

Berpenampilan rapi, sopan, dan bersahaja (jadi kayak dasa darma pramuka ya xixi). Ceritakan hal-hal tentangmu, beri dia kepercayaan untuk mendengarkannya.

Beri bantuan saat dia terlihat butuh pertolongan, baik saat diminta secara langsung atau secara tersirat, lakukan dengan tulus tanpa menginginkan hal lain, jika memang tidak mampu jangan dipaksakan. Dan lakukan hal-hal sederhana lain yang serupa. Hal ini bisa dilakukan baik oleh pria atau wanita.

Action (aksi/tindakan)

Tahap akhir dari metode AIDA adalah aksi/tindakan. Di tahap inilah akhirnya konsumen melakukan aksi untuk mengambil keputusan. Banyak bentuk aksi yang dilakukan oleh konsumen seperti mengunjungi website, melakukan panggilan telepon, atau mengunjungi toko.

Pemasar harus berusaha semaksimal mungkin agar aksi yang diambil konsumen adalah melakukan pembelian. Terapkan pula call-to-action, yaitu suatu kalimat ajakan kepada konsumen untuk melakukan sesuatu seperti, “Klik link ini untuk memesan,” “Kunjungi toko kami segera,” dan semacamnya.

Yup! Di tahap akhir ini kita harus mendorong sang target pasangan potensial untuk melakukan aksi dengan mengambil keputusan. Keputusan berupa aksi permintaan atau penerimaan kesempatan untuk bersama. Baik pria atau wanita harus berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan porsinya nih. 

Meski zaman sekarang seringkali digaungkan kesetaraan, tapi tetap saja ada hukum/tata cara tak tertulis yang membatasi ruang gerak antara pria dan wanita, khususnya dalam hal ini. Sebenarnya ini bisa disesuaikan dengan prinsip yang dianut setiap orang, hanya umumnya jika dilanggar, cenderung menimbulkan persepsi negatif.

Tidak ada jaminan setiap proses pemasaran akan berakhir dengan pembelian. Namun, penting untuk meyakinkan bahwa setiap konsumen yang sudah mencapai tahap ini memiliki impresi dan pengalaman menyenangkan terhadap produk/jasa yang ditawarkan. 

Hal ini pun berlaku untuk mendapatkan pasangan potensial idaman. Tak perlu kecewa. Hal terpenting adalah memastikan kita telah memberikan kesan yang baik. 

Terkadang konsumen memang memutuskan tidak membeli hari ini, tapi esok atau lusa mereka bisa saja datang kembali. Mengapa? Karena ada kesan baik yang mereka terima saat melalui proses pemasaran.

Mengerti maksudnya kan? Setiap orang punya alasannya masing-masing, bukan semata pada ketidakcocokan. Barangkali timing, priority, principles, atau ada hal lain yang menjadi pertimbangannya.

Nah, bagaimana tanggapanmu setelah membaca metode AIDA ini? Semoga mudah dimengerti dan dapat terimplementasi dengan baik ya.

Eits, tapi jangan beranggapan karena menulis artikel ini lantas penulisnya sudah pasti mahir dan berpengalaman yaa. Kalau dicermati lagi, ketika menulis ini saya lebih memilih menggunakan kata ‘kita’ bukan ‘kamu atau kalian’. Sebab saya merasa seperti menulis untuk diri sendiri juga hehe.

Hitung-hitung jadi salah satu cara saya untuk melaju di tahap Attention kan? Siapa tahu ada bibit pasangan potensial yang membaca tulisan ini lantas memberikan atensi spesial. Xixi, gapapa ya ngarep.

Silakan di-share jika bermanfaat! 

(Supaya makin banyak juga peluang atensi buat saya) 

 

Komentar