Sajak Gulita
Oleh: Ananda Musdalifah
Ilustrasi Rembulan |
Tuhan, aku takut terbangun dari mimpi
dan takut menjalani hari.
bukan karena khawatir berjumpa dengan
hari-hari buruk
dan rencana-Mu yang sempurna nampaknya
itu.
Melainkan resah akan telinga dan mata
yang terlalu terbuka untuk banyak hal.
Tuhan, apa sebenarnya yang tengah kucari
dalam dunia-Mu yang sempit ini?
Memulai resah pada dini hari
Bergejolak di tengah hari
Meradang saat senja
Sesak nafas saat hari pelan-pelan
beranjak gulita
Aku seringkali meradang sampai gila
Lalu sadar dan bertanya, "Apa tadi
itu benar aku?"
Aku beberapa kali bimbang sampai lupa
arah pulang
Lalu sadar dan bertanya, "Apa tadi
benar arah perginya aku?"
Aku sesekali lapar sampai pingsan
Lalu sadar, "Mengapa aku harus
tersadar?"
Tuhan, orang bilang jangan terlalu
percaya kata-kata orang
tapi kata orang-orang, Kau Maha
Penyayang
dan aku memutuskan percaya kata
orang-orang
Meski sering bimbang, aku selalu merasa
seperti disayang. Berulang-ulang.
Meski orang-orang bilang jangan terlalu
percaya kata orang,
aku tetap percaya Kau benar-benar Maha
Penyayang
Tuhan, harus kuakui ujian lika-liku serupa
roller coaster itu seru juga
Meliak-liuk, kanan kiri, naik turun,
dengan kecepatan fantastis nan dramatis
Ah, umpama wahana kehidupan mendebarkan
yang selalu kunantikan.
Tapi,
ralat ya Tuhan. Sesungguhnya hamba-Mu
ini tak cukup mampu
jika harus menaiki roller coaster setiap
waktu
Tuhan, harusnya aku tak boleh banyak
bicara ya,
karena kemungkinan Kau juga tak suka
basa-basi
Karena meski merasa mampu berpikir ini
dan itu
Pada akhirnya aku harus selalu tersadar,
bahwa diri ini hanyalah sebatas hamba.
Yang bergantung pada petunjuk-Nya.
2022
Komentar
Posting Komentar