LIQO'A ROBBI

HUJAN BULAN JUNI

Oleh: Ananda Musdalifah

Mungkin Sapardi salah

Larik puisinya mengatakan, tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni

Padahal Ayah lebih tabah

Ayah lebih tabah dari hujan bulan Juni

Ayah tabah saat hujan bulan Juni menjemput jiwanya yang suci

Bahkan kepergiannya juga mengajarkan cara bertabah yang luar biasa pada kami

Kehilangan Ayah, berarti kehilangan mimpi-mimpi yang hendak diwujudkan bersamanya


Saat turun hujan bulan Juni

Peran sebagai manusia perlahan menuju tenggat akhirnya

Melewati setiap nafas demi nafas terakhir di bumi

Dari sini, Ayah,

anakmu melantunkan ayat indah yang selalu kau nantikan saat kau tuntas menjalankan peranmu di bumi-Nya,

“Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridho dan diridhoi-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.”


Ayah, terima kasih

Ayah, aku bersyukur pernah menjadi bagian hidupmu

Ayah, aku bangga mengenalmu

Ayah, selamat pulang dengan tenang

 

Inilah saat yang selalu kau tunggu,

Bersua sapa dengan Sang Pemelihara, liqo’a rabbi..

 

Teriring doa dan kasih anak ketigamu,

27 Juni 2022

Komentar