EMANSIPASI WANITA HANCURKAN DUNIA - Part 1 -


Di era modern saat ini emansipasi bukanlah sesuatu yang asing. Emansipasi wanita sudah menjadi hal yang lumrah dan keberadaannya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan zaman ini. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata emansipasi memiliki arti sebagai pembebasan dari perbudakkan atau persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat (seperti persamaan hak kaum wanita dengan kaum pria). Emansipasi wanita sendiri merupakan prospek pelepasan diri kaum wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah atau dari pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk berkembang dan untuk maju.

Saat ini pemahaman emansipasi yang berkembang selalu mengatasnamakan Hak Asasi Manusia (HAM), menyerukan bahwa emansipasi wanita adalah penyamaan hak dengan kaum pria. Padahal tidak semua hak wanita dapat disetarakan dengan pria. Dan banyak pula berkembang opini-opini mengenai Pemberdayaan Perempuan, Kesetaraan Gender, atau Kungkungan Budaya Patriarkhi, dimana propaganda ini justru menghancurkan kaum wanita itu sendiri dan bahkan dapat berpengaruh buruk kepada tatanan sosial masyarakat dunia.

Lalu mengapa saat ini banyak wanita yang terpengaruh dengan slogan-slogan emansipasi? Bukankah emansipasi hanya menjadikan wanita terlihat hina karena tidak diekslusivkan oleh sosialnya, padahal Tuhan memuliakan wanita lebih dari pria.

Emansipasi wanita selalu berkembang beriringan dengan kondisi kehidupan dunia yang semakin keras setiap waktunya. Tentunya hal ini juga berdampak kontras pada kodrat dan ciri khas yang dimiliki oleh wanita, yaitu kelembutan. Sesungguhnya kelembutan inilah titik terkuat yang dimiliki wanita. Karena sifat yang lembut adalah perpaduan antara beberapa sikap hidup, antara lain : pengertian, rasa simpati, murah hati, empati, mau memaafkan, kesabaran, kasih sayang dan masih banyak sikap hidup lainnya yang dapat memperkokoh hati dan jiwa wanita melalui kelembutan.
Namun ketika wanita memutuskan untuk menyetarakan dirinya dengan kaum pria, maka sisi kelembutan yang dimilikinya berangsur-angsur akan hilang. Karena mau tidak mau keputusan itu menuntut kaum wanita untuk menjadi sosok pria sekaligus dengan sifat atau sikap yang sangat kontras dengannya. Seperti dari segi kekuatan mental dan fisik, bersikap tegas, ucapan yang keras, dan sikap yang kasar. Disinilah yang harus kita sadari, justru tatkala wanita kehilangan kelembutannya, saat itulah ia kehilangan kekuatannya, sesuatu yang amat berarti dalam hidupnya.

Emansipasi seringkali membuat wanita menjadi tidak menarik lagi.
Apa saja aspek yang mendasari hal ini? Mengapa emansipasi dapat menjadi gerbang kehancuran wanita dan merusak tatanan sosial masyarakat dunia? Apa memang wanita tidak perlu emansipasi? Sebagai wanita, bagaimana kita menyikapinya?
Penjelasan dan pemaparannya akan dibahas pada artikel selanjutnya.


#OneDayOnePost
#ODOPBATCH5

Komentar