EMANSIPASI WANITA HANCURKAN DUNIA - Part 2 –

Berkembangnya slogan emansipasi wanita banyak membawa dampak positif untuk kehidupan umat manusia. Dilihat dari berbagai aspek dan sektor, emansipasi wanita telah mengubah tatanan kehidupan manusia menjadi lebih maju. Selain itu, menurut banyak riset penelitian, populasi wanita selalu meningkat setiap waktunya. Dan saat ini kuantitas kaum wanita jauh lebih banyak dibanding kaum pria. Banyaknya kuantitas wanita ini juga didukung oleh perkembangan pola pikir wanita yang selalu lebih maju. Saat ini kaum wanita memiliki motivasi yang tinggi untuk senantiasa memperbaiki kualitas hidupnya. Salah satu faktanya adalah wanita zaman ini menjadikan pendidikan sebagai salah satu aspek terpenting untuk memperbaiki kualitas hidupnya. Maka tidak heran jika mayoritas wanita saat ini sangat ambisius untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya. Karena hal ini bisa meningkatkan nilai tawar dalam pekerjaan, memperluas wawasan, menularkan pengetahuannya bagi keluarga dan lingkungan sekitar dan juga menjadi salah satu tolak ukur untuk mendapatkan pendamping hidup yang mapan juga berkualitas.
Akan tetapi, terlepas dari banyaknya dampak positif yang ada, kita tidak dapat menutup mata bahwa banyak pula dampak buruk yang ditimbulkan dari kesetaraan gender ini, terutama untuk kaum wanita itu sendiri.

Fenomena dan fakta baru banyaknya wanita yang menempuh pendidikan setinggi-tingginya berakibat buruk pada satu hal, yakni : "Sulitnya wanita berpendidikan tinggi mendapatkan pendamping hidup di usia ideal."
Motivasi tinggi kaum wanita dalam menempuh pendidikan ternyata tidak berbanding lurus dengan motivasi yang dimiliki kaum pria saat ini. Mayoritas pria saat ini justru memilih putus sekolah sebelum waktunya atau hanya menyelesaikan pendidikan sampai di jenjang menengah atas. Hal ini didasari keinginan kaum pria yang ingin mencari pekerjaan tanpa berpikir jangka panjang.
Pada saat yang sama, mayoritas wanita berpendidikan tinggi menginginkan pria yang sepadan dengannya dalam hal akademis atau bahkan lebih tinggi darinya, bukan malah lebih rendah. Sebenarnya hal ini adalah sesuatu yang wajar dan alamiah. Akan tetapi sangat sulit diwujudkan untuk saat ini. Selain itu, menurut Psikolog Ayoe Sutomo, pria memiliki sifat alamiah yang sangat membutuhkan pengakuan. Karena pria cenderung memiliki ego yang sangat tinggi sehingga membutuhkan perasaan lebih hebat dari wanitanya.
Atas dasar inilah mayoritas pria lebih tertarik dengan wanita yang secara status apa pun lebih rendah darinya. Karena dengan seperti ini pria merasa keberadaannya lebih berguna dan berarti bagi wanita yang dicintainya. Perasaan seperti itu amat penting bagi kepercayaan diri seorang pria untuk menjalani sebuah hubungan. Kemudian ada pula tuntutan sosial yang menyatakan bahwa pria adalah tulang punggung keluarga. Tetapi faktanya saat ini kaum wanita sudah bisa ikut mencari nafkah. Bahkan banyak pula wanita karir yang berpenghasilan lebih tinggi dari pria. Hal ini tidak lain disebabkan kualitas wanita yang tidak diimbangi oleh pria. Padahal tuntutan kualitas diri dan kemampuan bersaing mendapatkan pekerjaan harusnya lebih mudah dipenuhi oleh kaum pria. Karena biasanya pria lebih dituntut untuk memiliki pola pikir yang cerdas, bijaksana, dan mampu menentukan banyak pilihan yang visioner atau jangka panjang. Karena hal ini juga sangat diperlukan untuk membimbing wanita yang menjadi istrinya dan juga anak-anaknya. Namun sekarang sedikit sekali pria yang memiliki pola pikir seperti ini.
Beberapa fakta inilah yang membuat wanita saat ini sulit mendapatkan pendamping hidup yang diimpikannya. Karena pada dasarnya suatu hubungan akan terjalin harmonis apabila masing-masing pihak dapat memenuhi beberapa kriteria terpenting yang saling dibutuhkan. Namun sayangnya saat ini wanita yang berpendidikan tinggi harus dengan lapang dada menurunkan standar kriteria pendamping hidup. Karena wanita yang cenderung idealis dengan kriteria yang diinginkan sering kali kesulitan mendapatkan pendamping hidup. Sehingga bukan hal yang aneh jika saat ini sering kita jumpai wanita berusia di atas 30 tahun yang masih belum menikah. Karena kemungkinan besar beberapa fakta di atas dapat menjadi aspek utama penyebab sulitnya wanita mendapatkan pendamping hidup di usia yang ideal.
Di era modern ini, adanya emansipasi tanpa disadari membuat wanita justru semakin terjajah. Dalam berbagai hal wanita selalu bersaing dalam meraih segala hal. Mencari eksistensi diri seolah-olah adalah hal terpenting. Walaupun dengan saling sikut sesama wanita. Belum lagi berkat adanya emansipasi membuat wanita harus selalu mandiri dalam berbagai hal. Dalam artian harus mampu mengerjakan hal-hal yang sebenarnya di luar batas kemampuan wanita dan bukan merupakan kewajibannya. Tapi dengan dalil emansipasi, wanita dituntut untuk terus tangguh. Saat ini tak jarang pula banyak wanita yang dijadikan mesin penghasil uang oleh suaminya. Kemudian dituntut juga untuk tetap mengurus suami, anak, dan berbagai urusan rumah tangga.
Lantas siapa yang sebenarnya berperan sebagai kepala rumah tangga? Apakah ini yang menjadi tujuan dari emansipasi wanita? Apakah emansipasi wanita dapat menjadi alasan para pria terbebas dari kewajibannya dan menumpahkannya pada wanita? Lantas apa keuntungan emansipasi bagi wanita saat ini?
Dan benarkah emansipasi wanita perlahan-lahan menghancurkan tatanan hidup sosial?
Penjelasannya akan dibahas pada artikel selanjutnya.

#OneDayOnePost
#ODOPBATCH5

Komentar

  1. Perlu ada data terutama yang terkait dengan rendahnya pendidikan pria. Karena yang saya dapati di lapangan tempat kuliah saya misalnya, di ITS, rata2 semua jurusan teknik ya mayoritas pria, wanita hanya 30% saja. Kecuali di jurusan MIPA

    BalasHapus

Posting Komentar